Medan.WahanaNews.co, Martubung - Warga Masyarakat Nias yang tergabung dalam Forum Masyarakat Nias (Formanis) Medan menganugerahkan tokoh pemerhati Masyarakat Nias kepada Sabam Parulian Parsaoran Manalu, pada Minggu (17/9/2023). Kepedulian dan persahabatan yang terjalin selama ini, menjadi dasar penganugerahan tersebut.
Upacara penganugerahan gelar tokoh pemerhati masyarakat Nias dilaksanakan di Jalan Tangguk Bahagia 1 Perumnas Griya Martubung, dengan diawali upacara adat dan pertunjukan lompat batu yang merupakan ciri khas Masyarakat Suku Nias.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
"Kami melihat dan merasakan, Sabam Manalu adalah sosok yang melambangkan Bhinneka Tunggal Ika, menjadi sahabat semua suku. Masuk ke dalam semua elemen, termasuk kami dari warga masyarakat Nias," ujar tokoh Ketua DPP Foanis Kristian Telaumbanua didampingi Ketua DPC Medan Martinus Mendrofa dalam sambutannya.
Dia menjelaskan, tokoh muda seperti Sabam Manalu adalah aset pemersatu di tengah bangsa khususnya Sumut.
Untuk itu, saat ini Sabam Parulian Parsaoran Manalu, maju sebagai Calon anggota DPD RI periode 2024-2029 pada Pemilu 2024 mendatang, layak didukung untuk memperoleh kursi. "Kita harus perjuangkan bersama," ujarnya.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Sementara itu, Sabam Manalu yang juga Ketua Primkop TKBM Upaya Karya Pelabuhan Belawan itu merasa terharu dengan dukungan yang diberikan oleh masyarakat Nias yang tergabung di Formanis Medan Utara. Didampingi istrinya, Saemma R. Br Sitompul, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan warga Formanis kepadanya.
"Sesungguhnya, apa yang telah kita lakukan selama ini tidak semata bertujuan untuk kegiatan hari ini. Semua berjalan begitu saja, saya bangga bahwa persahabatan diantara kita selama ini terjalin dengan baik," ujarnya.
Sabam berharap, agar lewat kebersamaan selama ini Formanis menjadi garda terdepan untuk menjaga kemajemukan di Medan Utara, Sumatera Utara bahkan Indonesia. Sumut terdiri dari berbagai suku dan latarbelakang yang berbeda-beda, yang merupakan miniatur Indonesia. "Kita harus bersama menjaga kebhinekaan, untuk menciptakan masyarakat yang rukun dan tenteram," ujar anggota Majelis Pekerja Sinode HKBP itu.