Nuansa menambahkan pihaknya nanti juga akan membagikan ribuan bibit daun kelor pada acara puncak Merdang Merdem kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam menekan stunting seperti yang telah dilakukan Pemko Medan dalam menurunkan angka stunting di Kota Medan.
"Apa yang kami lakukan inilah merupakan filosofi Merdang Merdem. Kita juga lihat Pemko Medan telah berhasil menurunkan angka stunting dari angka 500-an bisa sampai 200-an anak. Tentunya ini kan prestasi yang harus didukung masyarakat, oleh karena itu kita saling berkolaborasi mendukung program pemerintah," sebutnya.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
Sebelumnya tokoh masyarakat Karo Baskami Ginting menyatakan aksi gotong royong dan penanaman pohon ini jangan hanya sebagai simbolis. Dirinya berharap agar seluruh masyarakat dapat berpartisipasi aktif karena ini salah satu upaya untuk penanggulangan banjir.
"Aksi ini adalah dari kita untuk kita. Untuk itu melalui momentum Merdang merdem ini semangat kita bergotong royong ditimbulkan," kata Baskami Ginting yang juga merupakan Ketua DPRD Sumut.
Menurut Baskami kegiatan seperti ini harus terus berkelanjutan. Artinya jangan kita hanya menunggu pemerintah turun tangan untuk membersihkan sungai dan menanam pohon, tetapi kita masyarakat juga harus berpartisipasi aktif membantu Pemerintah.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
"Pendiri Kota Medan adalah guru Patimpus, kita harus mengikuti jejaknya. Jangan kita hanya menunggu pemerintah turun tangan tetapi masyarakat harus juga ikut berpartisipasi," jelasnya.
Seperti diketahui Merdang Merdem atau Kerja Tahunan adalah sebuah perayaan suku Karo asal Sumatera Utara (Sumut). Merdang Merdem telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sejak 1 Januari 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. [Irvan]