Selain itu, terlapor menuduh pelapor menghalangi istri warga untuk bekerja, juga dituduh bukan wartawan, mengadu domba antara korban dan warga. Kemudian menuduh pelapor sebagai provokator.
”Saya keberatan dengan video yang disiarkan terlapor di Tiktok dan YouTube, nama baik saya menjadi tercemar serta menyerang kehormatan diri, sehingga mengakibatkan rasa kebencian dan permusuhan antara saya dengan warga,” pungkas Dedi.
Baca Juga:
Polisi Gerebek Jermal 7 Medan, Bandar Sabu Dipanggil MAMAT Berhasil Kabur
Pengacara Dedi, Riki Irawan, S.H.,M.H mengatakan pihaknya menyerahkan bukti tangkapan layar unggahan dan rekaman video dari akun TikTok dan YouTube yang mengunggah.
”Semua bukti-bukti sudah diserahkan. Saya berharap kepada Polrestabes Medan untuk memproses laporan serta menindaklanjuti secara profesional,” katanya.
Riki Irawan menjelaskan, langkah hukum ini diambil setelah dilakukan analisis terhadap konten yang diunggah kedua akun tersebut. Hasil analisi internal tim hukum menunjukkan ada indikasi kuat pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), pencemaran nama baik, dan menyerang profesi jurnalis.
Baca Juga:
Kapolrestabes Medan Tegaskan Pengamanan SPBU dan Antisipasi Banjir dalam Pertemuan dengan GODAMS
Sebelumnya, puluhan warga gang Listrik, gang Sahabat, gang Sejahtera, Dusun 1, Desa Patumbak Kampung, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang unjuk rasa di depan PT. Universal Gloves (UG) akibat dampak bau busuk dari gudang penyimpanan dan pengelolaan cangkang pada Senin (6/10/2025).
Ketegangan meningkat setelah sejumlah orang diduga preman menghalangi aksi warga dan memaksa karyawan untuk masuk pabrik. Aksi dorong-dorongan sesama karyawan pun tak terhindarkan di depan pintu masuk pabrik sarung tangan itu.
Ironisnya, aksi unjuk rasa itu justru menjadi ajang dugaan penganiayaan serta intimidasi terhadap jurnalis yang tengah meliput. Puluhan oknum preman tidak dikenal menghalang-halangi wartawan yang meliput.